Wednesday, June 29, 2011

Menulis Proposal dan Laporan Penelitian

Disini akan ditampilkan cara menulis Proposal dan laporan penelitian yang saya kutip dari Blog Harry Firman
 
Pendahuluan
Pada dasarnya penelitian (riset) merupakan penyelidikan secara sistematik untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah melalui penerapan metode ilmiah. Yang dimaksud dengan metode ilmiah adalah metode kerja ilmuwan yang merupakan suatu siklus proses berpikir secara induktif (dari observasi menuju teori) dan deduktif (dari teori menuju implikasi-implikasi logisnya). Apabila metode ilmiah ini diterapkan pada pertanyaan tentang sifat materi, maka akan terjadi penelitian kimia. Sedangkan, bila metode ilmiah tersebut diterapkan pada pertanyaan tentang proses belajar-mengajar dalam bidang kimia, maka yang terjadi adalah penelitian pendidikan kimia.
Kemampuan meneliti merupakan salah satu kemampuan profesional yang harus dimiliki seorang sarjana. Oleh karenanya melalui kurikulum pendidikan sarjana dikembangkan kemampuan mahasiswa meneliti. Penulisan skripsi atau tugas akhir pada dasarnya merupakan fase kulminasi dari pelatihan-pelatihan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan meneliti tersebut.
Sejak penelitian direncanakan peneliti perlu mengkomunikasikan rencananya kepada pihak luar untuk memperoleh masukan. Apalagi apabila penelitian tersebut didanai pihak luar atau perlu memperoleh persetujuan dari lembaga pendidikan, adanya rencana penelitian yang tertulis menjadi keharusan. Rencana penelitian tertulis yang menggambarkan latar belakang penelitian, permasalahan yang diteliti, tujuan dan manfaat
penelitian, serta prosedur pelaksanaan penelitian, dinamakan usulan penelitian, yang lebih populer disebut “proposal penelitian”. Sementara itu setelah penelitian selesai dikerjakan peneliti perlu menyusun “laporan penelitian”, untuk diserahkan kepada perguruan tinggi sebagai skripsi atau tugas akhir, penyandang dana penelitian, atau dipublikasikan melalui media komunikasi profesi. Oleh karena itu kemampuan menyusun proposal dan laporan penelitian menjadi sangat penting bagi para mahasiswa.
 Proposal Penelitian
Proposal penelitian merupakan dokumen tertulis yang dibuat untuk mengkomunikasikan kepada pembimbing, penyandang dana, atau sponsor-sponsor penelitian tentang strategi yang akan digunakan peneliti dalam memecahkan masalah. Proposal harus secara jelas menjawab pertanyaanapa,mengapa,bagaimana, danbilamana tentang penelitian yang akan dilakukan. Dari sudut bahasa, proposal penelitian menuntut pemakaian bahasa baku dengan konstruksi kalimat yang ringkas, langsung, serta tidak bermakna ganda, agar tidak menimbulkan salah pengertian dari pembacanya.
Proposal penelitian berfungsi untuk: (1) Meyakinkan orang lain bahwa penelitian yang diusulkan penting untuk dilakukan; (2) Memperlihatkan keakraban peneliti dengan bidang yang diteliti dan kompetensi peneliti dalam melaksanakan penelitian yang akan dilakukannya; (3) Menjadi dokumen “kontrak” informal peneliti dengan penyandang dananya, sebagai kesepakatan tentang ruang lingkup kegiatan penelitian yang akan dilakukan; (4) Menjamin semua aspek penelitian telah dipertimbangkan secara matang; serta (5) Menjadi kerangka acuan bagi peneliti dalam melaksanakan proyek penelitiannya, sehingga penelitiannya dapat dikendalikan agar berjalan sesuai dengan
rencana yang ditetapkan.
Komponen utama proposal penelitian adalah sebagai berikut:
1) Judul
Judul merefleksikan fokus serta ruang lingkup penelitian. Judul perlu singkat, jelas, dan bermakna tunggal. Sebaiknya kalimat judul tidak lebih dari dua baris dan menggunakan kalimat tunggal. Kata yang lebih penting harus ditulis lebih awal, sedangkan yang kurang penting ditulis kemudian.
2) Pendahuluan
Pendahuluan memaparkan konteks permasalahan, mengapa penelitian perlu dikakukan (latar belakang penelitian), masalah spesifik yang akan menjadi fokus penelitian yang akan dilakukan, serta manfaat apa yang diperoleh dari hasil penelitian itu. Oleh karenanya bagian pendahuluan umumnya terdiri atas: (1) Latar belakang, (2) Permasalahan, (3) Tujuan, serta (4) Manfaat penelitian.
3) Tinjauan Pustaka
Bagian ini memaparkan hasil penelusuran pustaka yang terkait dan terpilih, untuk mengatakan kepada pembaca (pembimbing, sponsor, atau penyandang dana) tentang: (1) “State of the art” topik penelitian saat kini; (2) Penelitian terkait yang telah dilakukan, serta hal-hal yang belum terungkap dari penelitian sebelumnya yang mendorong peneliti mengusulkan penelitiannya; (3) Aspek-aspek khusus yang membedakan penelitian yang akan diusulkan dengan penelitian-penelitian sebelumya;
4) Metode Penelitian
 Disebut pula sebagai prosedur atau metodologi. Bagian ini menjadi bagian penting dari sebuah proposal karena memaparkan bagaimana proyek penelitian akan dijalankan. Metode penelitian diperlukan untuk meyakinkan pembimbing (atau klien) bahwa peneliti mempunyai rencana sistematis dan logis untuk penelitiannya, mengetahui data apa yang akan dikumpulkan serta bagaimana mengumpulkan dan menganalisisnya. Pada proposal penelitian kimia, bagian metode penelitian terdiri atas paparan rinci entang desain penelitian, peralatan dan bahan yang akan digunakan, serta prosedur kerja yang akan diterapkan. Pada proposal penelitian pendidikan kimia, bagian metode penelitian terdiri atas desain penelitian, subyek penelitian, instrumen (alat pengumpul data) dan teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data. Untuk penelitian yang didanai pihak luar, jadwal kerja dan anggaran biaya seringkali disertakan pada bagian ini.
 Laporan Penelitian
Belum sempurna suatu penelitian apabila hasilnya belum dituangkan dalam laporan. Melalui dokumen laporan penelitian temuan penelitian dapat dikaji dan bahkan dirujuk peneliti lain untuk pengembangan ilmu lebih lanjut. Laporan penelitian dapat berbentuk laporan panjang dan rinci (misalnya skripsi), atau dapat pula dipublikasi dalam bentuk pendeknya, yakni sebagai makalah seminar atau simposium, atau artikel jurnal ilmiah. Terlepas dari lingkup dan medium penyebarannya, laporan penelitian harus menyampaikan informasi tentang mengapa penelitian dilakukan, apa yang menjadi fokusnya, apa yang menjadi acuan konseptualnya, bagaimana desainnya, bagaimana data dikumpulkan dan dianalisis, temuan apa yang diperoleh, apa implikasi temuan tersebut bagi kepentingan praktis dan pengembangan ilmu.
Pada dasarnya laporan penelitian merupakan perluasan dari proposal penelitian, namun
tentunya dengan modifikasi dan perluasan. Modifikasi umumnya dilakukan pada metode
penelitian, karena laporan memaparkan apa yang dilakukan, dan sangat mungkin sedikit berbeda dari apa yang direncanakan. Sementara itu perluasan dilakukan karena laporan penelitian memuat hasil penelitian, yakni temuan, pembahasan, kesimpulan, dan saran. Laporan penelitian versi panjang umumnya terdiri atas: (1) Pendahuluan; (2) Tinjauan Pustaka; (3) Metode Penelitian; (4) Temuan dan Pembahasan; (5) Kesimpulan dan Saran; serta (6) Daftar Pustaka. Sejumlah informasi yang dipandang penting untuk dibaca orang umumnya disertakan sebagai lampiran.
Bab pendahuluan terutama memaparkan konteks yang melatarbelakangi penelitian,
permasalahan yang dipecahkan, tujuan penelitian, serta manfaat yang diharapkan (mempertajam apa yang ditulis dalam proposal). Bab tinjauan pustaka terutama memaparkan kerangka teoritik yang melandasi penelitian serta kaitan penelitian yang dikerjakan dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya (memperinci apa yang ditulis dalam proposal). Bab metode penelitian memaparkan desain penelitian yang dilakukan, bahan dan peralatan yang digunakan, serta langkah prosedur pengumpulan data serta pola analisis data yang telah dilakukan (memperinci dan memodifikasi apa yang tertulis pada proposal). Bab temuan dan pembahasan terutama memaparkan data yang terkumpul (biasanya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau skema), interpretasi dan analisis peneliti terhadap data tersebut, yang dipandang peneliti memberikan jawaban-jawaban terhadap persoalan yang sedang diteliti, serta tinjauan secara integratif kaitan antara temuan-temuan penelitian dengan teori dan hasil-hasil penelitian terkait yang diungkapkan pada bab studi kepustakaan. Bab kesimpulan dan saran mengungkapkan
apa yang menjadi hasil paling penting dari penelitan yang telah dilakukan, serta saran-
saran untuk penelitian lebih lanjut dan penerapan praktisnya.
Jika hasil penelitian dilaporkan dalam bentuk artikel jurnal, maka yang dipaparkan hanyalah aspek-aspek yang sangat penting saja. Selain itu paparan dilakukan secara ringkas karena jumlah halaman untuk artikel jurnal biasanya dibatasi. Pada umumnya struktur artikel jurnal adalah sebagai berikut: (1)Pendahuluan, yang merupakan paparan singkat tentang konteks penelitian dan permasalahan yang diteliti; (2)Metod e, yang merupakan paparan singkat tentang desain penelitian, alat-alat dan bahan yang digunakan, serta prosedur penelitian; (3) Temuan dan Pembahasan, yang merupakan paparan singkat hasil pengolahan data (dibantu dengan penyajian tabel dan grafik), serta penjelasan penulis tentang temuan-temuan penelitian, kesenjangan dengan prediksi teoritik, kesejalanan/ketidaksejalanan dengan hasil penelitian orang lain; (4)Kesimpulan, sebagai pernyataan umum hasil penelitian yang dilaksanakan; (5) Daftar pustaka, untuk publikasi yang dirujuk dan membantu pembaca apabila berkeinginan menelaah lebih dalam ihwal yang terkait pada penelitian yang dilaporkan.

Why Must Make a good coorporate culture ?

Definition of Organizational Culture

The values and behaviors that contribute to the unique social and psychological environment of an organization.
Organizational culture is the sum total of an organization's past and current assumptions, experiences, philosophy, and values that hold it together, and is expressed in its self-image, inner workings, interactions with the outside world, and future expectations. It is based on shared attitudes, beliefs, customs, express or implied contracts, and written and unwritten rules that the organization develops over time and that have worked well enough to be considered valid. Also called corporate culture, it manifests in (1) the ways the organization conducts its business, treats its employees, customers, and the wider community, (2) the extent to which autonomy and freedom is allowed in decision making, developing new ideas, and personal expression, (3) how power and information flow through its hierarchy, and (4) the strength of employee commitment towards collective objectives. It is termed strong or weak to the extent it is diffused through the organization. It affects the organization's productivity and performance, and provides guidelines on customer care and service; product quality and safety; attendance and punctuality; and concern for the environment. It extends also to production-methods, marketing and advertising practices, and to new product creation. While there are many common elements in the large organizations of any country, organizational culture is unique for every organization and one of the hardest thing to change.

We can learn a great deal from organizations whose strong and adaptive ownership cultures give them a powerful competitive edge. Here are our top 10 lessons.
  1. Leadership is critical in codifying and maintaining an organizational purpose, values, and vision. Leaders must set the example by living the elements of culture: values, behaviors, measures, and actions. Values are meaningless without the other elements.
  2. Like anything worthwhile, culture is something in which you invest. An organization's norms and values aren't formed through speeches but through actions and team learning. Strong cultures have teeth. They are much more than slogans and empty promises. Some organizations choose to part ways with those who do not manage according to the values and behaviors that other employees embrace. Others accomplish the same objective more positively. At Baptist Health Care, for example, managers constantly reinforce the culture by recognizing those whose actions exemplify its values, its behaviors, and its standards. Team successes are cause for frequent celebrations. In addition, BHC rewards individual accomplishments through such things as "WOW (Workers becoming Owners and Winners) Super Service Certificates," appreciation cards for 90-day employees that list their contributions to their team, one-year appreciation awards, multiyear service awards, employee of the month awards, and recognition of workers as "Champions" or "Legends" for extraordinary achievements or service. Managers at all levels offer frequent informal recognition and send handwritten thank-you notes (which stand out in the age of e-mail). Those who aren't living up to BHC's values soon get the point.
  3. Employees at all levels in an organization notice and validate the elements of culture. As owners, they judge every management decision to hire, reward, promote, and fire colleagues. Their reactions often come through in comments about subjects such as the "fairness of my boss." The underlying theme in such conversations, though, is the strength and appropriateness of the organization's culture.
  4. Organizations with clearly codified cultures enjoy labor cost advantages for the following reasons:

    -- They often become better places to work.
    -- They become well known among prospective employees.
    -- The level of ownership—referral rates and ideas for improving the business of existing employees—is often high.
    -- The screening process is simplified, because employees tend to refer acquaintances who behave like them.
    -- The pool of prospective employees grows.
    -- The cost of selecting among many applicants is offset by cost savings as prospective employees sort themselves into and out of consideration for jobs.
    -- This self-selection process reduces the number of mismatches among new hires.
  5. Organizations with clearly codified and enforced cultures enjoy great employee and customer loyalty, in large part because they are effective in either altering ineffective behaviors or disengaging from values-challenged employees in a timely manner.
  6. An operating strategy based on a strong, effective culture is selective of prospective customers. It also requires the periodic "firing" of customers, as pointed out in our examples of companies like ING Direct, where thousands are fired every month. This strategy is especially important when customers "abuse" employees or make unreasonable demands on them.
  7. The result of all this is "the best serving the best," or as Ritz-Carlton's mission states, "Ladies and gentlemen serving ladies and gentlemen."
  8. This self-reinforcing source of operating leverage must be managed carefully to make sure that it does not result in the development of dogmatic cults with little capacity for change. High-performing organizations periodically revisit and reaffirm their core values and associated behaviors. Further, they often subscribe to some kind of initiative that requires constant benchmarking and searching for best practices both inside and outside the organization. For example, at Baptist Health Care, all employees are expected and encouraged "to search until they find 'the best of the best' in their area of expertise and benchmark against them (and possibly emulate them)." 1
  9. Organizations with strong and adaptive cultures foster effective succession in the leadership ranks. In large part, the culture both prepares successors and eases the transition.
  10. Cultures can sour. Among the reasons for this are success itself, the loss of curiosity and interest in change, the triumph of culture over performance, the failure of leaders to reinforce desired behaviors, the breakdown of consistent communication, and leaders who are overcome by their own sense of importance.